Belumlama.com, PT Indo Acidatama Tbk (SRSN) membukukan penjualan sebesar Rp 215,78 miliar pada kuartal I-2020 atau naik sekitar 23% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 yang sebesar Rp 175,14 miliar. Kenaikan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan pada masing- masing segmen.
Emiten berkode SRSN ini merupakan salah satu perusahaan yang diuntungkan dengan adanya pandemi. Dimana dengan adanya pandemi ini membuat kebutuhan hand sanitizer meningkat pesat, yang mana hal tersebut akan mempengaruhi juga pada penjualan bahan untuk membuat hand sanitizer.
PT Indo Acidatama Tbk merupakah perusahaan yang fokus pada produksi bahan kimia termasuk alkohol. Dengan adanya pandemi ini pastinya akan meningkatkan permintaan alkohol untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer.
Hal ini terbukti dari laporan keuangan interim perusahaan, penjualan ethanol atau alkohol SRSN tercatat mengalami kenaikan 24,19% secara tahunan year-on-year menjadi Rp 195,14 miliar di akhir maret 2020.
Selanjutnya, SRSN membukukan penjualan acid sebesar Rp 16,83 miliar atau tumbuh 2,78% yoy di kuartal I 2020. Sementara penjualan segmen lainnya melesat 131,11% yoy menjadi Rp 3,80 miliar di tiga bulan pertama 2020.
Pertumbuhan pada sisi penjualan dibarengi oleh kenaikan pengeluaran pada beberapa pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat naik 27,69% yoy menjadi Rp 168,36 miliar. Sebelumnya, beban pokok penjualan SRSN hanya Rp 131,85 miliar di kuartal I 2019.
Baca Juga: Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Pergerakan Sahamnya yang Ciamik
Walaupun terdapat kenaikan pengeluaran di beberapa pos, namun SRSN masih mampu membukukan kenaikan laba walaupun sangat tipis sekali. SRSN berhasil menghasilkan laba bersih di kuartal I 2020 sebesar Rp 13,59 miliar atau naik tipis 0.83% dibandingkan laba bersih kuartal I tahun 2019 yang sebesar 13,48 miliar.
Per 31 Maret 2020 lalu, aset SRSN tercatat sebesar Rp 737 miliar. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 528,39 miliar dan liabilitas sebesar Rp 208,60 miliar.
Sementara kas dan setara kas akhir tahun tercatat sebesar Rp 31,57 miliar per 31 Maret 2020. Angka ini tumbuh 15,31% dibanding kas dan setara kas awal tahun tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 27,38 miliar.
Harga saham SRSN sendiri saat ini masih sideway direntang harga 55 hingga 57 walaupun sebelumnya sempat terjun bebas hingga ke harga 51. Harga saham SRSN ini sendiri kurang likuid dan cukup berisiko karena kita akan mengalami kesulitan keluar dari saham ini jika kondisi tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan. Jadi perlu dipertimbangkan risk benefitnya terlebih dahulu sebelum membeli saham SRSN.
Untuk penjualan SRSN di kuartal kedua sendiri tim redaksi percaya bahwa pada kuartal II 2020, penjualan Indo Acidatama bakal lebih tinggi dibandingkan di kuartal I berkenaan mulai kuartal II kondisi pandemi semakin memburuh hingga di pasaran sempat mengalami kekurang handsanitizer.
Sumber: Website resmi PT Indo Acidatama